Seni Membatik di MAN 1 Bantul: Siswa Fase E Tekuni Proses ‘Menglowong’ Ragam Hias

Bantul (MAN 1 Bantul) – Siswa Fase E MAN 1 Bantul mempraktikkan salah satu tahapan krusial seni membatik, yaitu nglowong, pada Senin (21/7/2025)Suasana ruang batik MAN 1 Bantul dipenuhi aroma khas “malam” dan kesungguhan para siswa saat menuangkan kreativitasnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari materi ragam hias pada mata pelajaran Prakarya, yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan mengasah keterampilan motorik halus. Meski terlihat rumit, banyak siswa mengaku menikmati pengalaman ini karena memberi tantangan sekaligus rasa bangga saat melihat hasil karyanya mulai terbentuk.

Proses menglowong atau nglowong merupakan tahapan awal dalam pemalaman batik, yaitu membuat kontur garis, bidang, dan pola ragam hias menggunakan canting serta “malam” (lilin batik). Para siswa tampak serius dan teliti menggoreskan canting mengikuti pola ragam hias yang telah mereka rancang, mulai dari motif geometris, flora, fauna, hingga motif-motif tradisional Bantul yang kaya makna.

“Ini pengalaman pertama saya menglowong batik secara langsung. Ternyata tidak semudah kelihatannya, butuh kesabaran dan ketelitian ekstra agar garisnya rapi dan malamnya tidak bocor,” ungkap seorang siswa sambal terus berhati-hati memegang canting.

Pembelajaran ini diselenggarakan sebagai implementasi Kurikulum Merdeka di Fase E yang menekankan pengembangan keterampilan praktis, kreativitas, dan pemahaman budaya. Siswa diajak untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengalami langsung proses kreatif pembuatan karya seni.

Kepala MAN 1 Bantul, Mafrudah, S.Ag, M.Pd.I., menyampaikan apresiasinya terhadap pembelajaran berbasis praktik ini. “Menglowong batik ini bukan hanya tentang menciptakan sebuah karya, tetapi juga tentang menumbuhkan apresiasi terhadap warisan budaya bangsa. Di Fase E Kurikulum Merdeka, kami mendorong siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam mengeksplorasi potensi diri. Melalui prakarya batik ini, siswa belajar kesabaran, ketelitian, dan daya cipta. Ini juga menjadi jembatan bagi mereka untuk memahami nilai-nilai luhur di balik setiap motif batik, sekaligus berpotensi mengembangkan jiwa wirausaha di masa depan.” ujar Mafrudah.

Dengan bimbingan guru mata pelajaran Prakarya, siswa diajarkan teknik memegang canting yang benar, mengatur suhu malam, hingga menghasilkan goresan malam yang presisi. Setelah proses menglowong selesai, karya batik ini akan dilanjutkan ke tahap pewarnaan dan pelorodan, hingga menjadi selembar kain batik yang indah dan penuh cerita. 

Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata implementasi nilai-nilai CADAS BERKELAS (Cerdas, Agamis, Demokratis, Adaptif, Smart, Berkarakter, Peduli Lingkungan, dan Anti-Diskriminatif). MAN 1 Bantul berkomitmen membentuk generasi yang kreatif, berwawasan budaya, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (trsmy)