Membumikan Ilmu Tafsir : Saat Deep Learning Bertemu Kurikulum Berbasis Cinta di Kelas XI MAN 1 Bantul

Bantul (MAN 1 Bantul) – MAN 1 Bantul ingin selalu mengembangkan inovasi dalam bidang jurusan keagamaan. Salah satu bentuk terobosannya muncul dalam pembelajaran Ilmu Tafsir untuk siswa kelas XI yang turut hadir menggunakan pendekatan deep learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), sebuah pendekatan yang menekankan kasih sayang, empati, dan pendalaman makna dalam memahami teks-teks Al-Qur’an.

Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2025/2026 ini, guru mata pelajaran Ilmu Tafsir tidak hanya menyampaikan isi kandungan ayat, tetapi juga mengajak siswa menggali konteks historis, sosial, dan spiritual di balik Munasabat an-Nuzul ayat tersebut. Metode deep learning diterapkan untuk mendorong pemahaman mendalam, tidak sekadar hafalan atau pemahaman kognitif saja.

Guru Ilmu Tafsir Kelas XI, Zidda Mufida, S.Ag menyampaikan harapannya “Saya berharap murid tidak hanya mampu mengerti makna lafdziyah (teori) saja, namun lebih dari itu, murid harus merasakan cinta Allah yang terkandung saat suatu peristiwa di korelasikan dalam setiap ayat. Dengan pendekatan KBC dan deep learning, kami ajak murid tafakkur, berdiskusi, dan menghubungkan pesan Al-Qur’an dengan kehidupan realita saat ini.” Ujarnya.

Kepala MAN 1 Bantul, Mafrudah, S.Ag. M.Pd.I menyambut baik program inovasi KBC dan deep learning “Integrasi metode deep learning dengan kurikulum berbasis cinta dalam pembelajaran Ilmu Tafsir adalah langkah progresif yang sangat kami dukung. Di era pendidikan modern ini, siswa tidak hanya membutuhkan pemahaman kognitif, tetapi juga pendekatan yang menyentuh sisi afektif dan spiritual mereka. Dengan pendekatan ini, kami berharap siswa tidak sekadar memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an secara tekstual, tetapi juga mampu menginternalisasikan nilai-nilai ilahiah ke dalam perilaku keseharian mereka. Pembelajaran Tafsir tidak boleh kaku, tapi harus hidup dan menyentuh hati. Hal ini sesuai tagline baru MAN 1 Bantul yaitu CADAS BERKELAS (Cerdas, Agamis, Demokratis, Adaptif, Smart; Berkarakter, Cinta Lingkungan, Anti Diskriminasi.).” ujarnya.

KBC diadopsi melalui pendekatan humanis yang menekankan pentingnya relasi emosional antara guru dan siswa serta penanaman nilai-nilai kasih dalam proses KBM. Dalam konteks ilmu tafsir, hal ini diwujudkan dengan mendorong siswa ikut meresapi pesan moral dengan menghadirkan contoh ayat tentang cinta, toleransi, serta mengkorelasikan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari. (zid)