Eksplorasi Kajian Sosial Lewat Sosiologi Teater: MGMP Sosiologi MA DIY Kolaborasi dengan ISI Yogyakarta

Bantul (MAN 1 Bantul) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi MA DIY dan MGMP Sosiologi Bantul menggelar pertemuan kolaboratif yang inspiratif di Jurusan Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Pertemuan ini mengangkat tema menarik tentang kajian sosial dalam perspektif sosiologi teater, yang membuka ruang diskusi interdisipliner antara ilmu sosial dan seni pertunjukan. Selasa (5/8/2025).

Acara ini dihadiri oleh para guru sosiologi dari berbagai madrasah aliyah di DIY, yang disambut langsung oleh dosen dari Jurusan Seni Teater ISI Yogyakarta. Dalam pemaparannya, salah satu dosen seni teater, Bapak Nanang Arisona, M.Sn., menyampaikan bahwa “Teater tidak pernah lahir dari kekosongan, tetapi lahir dari masyarakat yang kompleks. Sosiologi teater meyakini bahwa pertunjukan teater adalah refleksi masyarakat.”

Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana dunia teater dapat menjadi media kritik dan representasi sosial yang efektif. Teater tidak hanya bicara tentang estetika dan ekspresi, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami dinamika, konflik, dan struktur sosial dalam masyarakat.

Diskusi berlangsung hangat, dengan para guru sosiologi menggali potensi pembelajaran kolaboratif antara sosiologi dan seni teater. Kolaborasi ini dinilai sangat relevan dengan konteks pendidikan masa kini yang menuntut pendekatan lintas disiplin untuk memperkaya pemahaman peserta didik.

Kepala MAN 1 Bantul, Ibu Mafrudah, S.Ag., M.Pd.I. menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif MGMP yang berani keluar dari zona nyaman.

“Kegiatan ini membuka cakrawala baru bagi para guru untuk melihat sosiologi tidak hanya sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai alat pembentuk kesadaran sosial melalui media seni. Pendekatan seperti ini sangat penting dalam membangun karakter dan kepekaan sosial peserta didik,” ujar beliau.

Kegiatan ini juga menjadi ajang refleksi bagi para pendidik dalam mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan kontekstual, sehingga materi sosiologi dapat disampaikan dengan pendekatan yang lebih hidup dan membumi. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkuat jejaring dan memperkaya metode pembelajaran sosiologi di madrasah.

Kegiatan ini sejalan dengan semangat CADAS BERKELAS, nilai karakter unggulan MAN 1 Bantul yang menanamkan prinsip Cerdas, Agamis, Demokratis, Adaptif, Smart, Berkarakter, Cinta Lingkungan, dan Anti Diskriminasi. Melalui pendekatan lintas disiplin seperti ini, guru dan siswa diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan membentuk pribadi yang utuh. (nv)