Bantul (MAN 1 Bantul) – Mata pelajaran Ekonomi kerap dianggap identik dengan teori dan angka. Namun, di balik itu, Ekonomi sesungguhnya mengajarkan keterampilan penting yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kemampuan berpikir kritis dan menjadi problem solver. Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), guru Ekonomi menerapkan pendekatan kontekstual dengan mengaitkan materi pelajaran pada realitas sehari-hari. Misalnya, saat membahas konsep Konsep Ilmu Ekonomi, Peserta Didik di ajak menganalisis bebagai macam jenis kebutuhan jika ditinjau dari berbagai aspek, disertai memahami faktor-faktor yang memengaruhi adanya aneka ragam kebutuhan manusia. Adanya kelangkaan tersebut menyebabkan manusia harus berlatih menyusun skala prioritas kebutuhan berdasarkan intensitasnya.
Lebih lanjut Peserta Didik berlatih membuat keputusan sederhana terkait skala prioritas. Dalam hal ini diperlukan kemampuan untuk menganalisis berdasarkan data dan fakta serta berbagai faktor yang di jadikan pertimbangan untuk membuat keputusan terbaik. Peserta Didik diajak berdiskusi bagaimana menggunakan uang saku untuk membeli berbagai macam kebutuhan berdasarkan skala prioritas yang sudah disusun. Tidaklah mudah dalam mengimplementasikan rasionalitas dalam mengalokasikan keuangan secara rasional. Diperlukan pemahaman yang utuh serta latihan terus menerus agar menjadi habit/kebiasaan yang membelajarkan.
Keberhasilan yang diharapkan tentu tidak bersifat instan. Kelas awal fase E saatnya yang tepat untuk menanamkan rasionalitas alokasi keuangan yang mereka miliki. Bukan hasil akhir tetapi upaya nyata yang perlu secara konsisten di belajarkan kepada mereka, sehingga ketika menemui kegagalan akan banyak waktu untuk menemukan solusi dan evaluasi, sehingga langkah selanjutnya adalah mencoba lagi dengan hal yang sudah dilakukan dengan disertai perbaikan langkah dan pilihan-pilihan yang lebih nyata karena sudah mencoba sebelumnya. Peserta Didik akan terbiasa dengan rasionalitas sederhana yang mudah dilakukan dan akan terus dikembangkan untuk hal lain dalam kehidupan nyata. Dari contoh konkret ini, Peserta Didik belajar mempertimbangkan konsekuensi dan membuat pilihan yang rasional.
Lebih jauh lagi, guru juga memperkaya informasi kontekstual KBM ekonomi melalui studi lapangan ke perusahaan. Hasil kunjungan tersebut membawa manfaat tambahan wawasan terkait materi di fase E dan F, implementasi teori yang dipelajari dengan kontekstual di lapangan. Guru dikenalkan pada dinamika dunia usaha, sesuai materi kegiatan ekonomi: proses produksi, distribusi, strategi pemasaran, hingga tantangan persaingan global agar konsumen memilih barang yang berkualitas secara tepat dan sesuai yang mereka kebutuhan. Materi nyata ini kemudian dibawa kembali ke kelas, diolah menjadi bahan diskusi, dan dijadikan studi kasus.

“Kami ingin Peserta Didik tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menganalisis persoalan ekonomi nyata. Mereka dilatih untuk berpikir kritis dalam mengevaluasi keputusan yang telah ditentukan, sekaligus berperan sebagai problem solver dengan menawarkan solusi inovatif berdasarkan gagasan yang mereka ide kan,” ujar Toni Poerwanti guru ekonomi kelas x/ fase E. Melalui pembelajaran yang kontekstual ini, manfaat belajar Ekonomi benar-benar terasa:
- Berpikir kritis → Peserta Didik terbiasa menganalisis masalah, mempertimbangkan berbagai faktor, dan mengambil keputusan dengan logis.
- Menjadi problem solver → Peserta Didik dilatih merancang solusi atas permasalahan nyata, terkait studi kasus / tema tertentu.
Dua hal tersebutbermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari minimal untuk diri sendiri dan lebih luas untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada lingkungan sekitar Peserta Didik. Kondisi ini sesuai dengan tujuan pembelajaran ekonomi yaitu : memahami masalah ekonomi dan menyelesaikannya secara bertanggung jawab ; merencanakan masa depan berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan dan mengambil keputusan terkait isu atau masalah-masalah keuangan; dan bersikap kritis dalam menyikapi kebijakan-kebijakan ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan internasional serta memetakan dampak suatu kebijakan ekonomi bagi para pihak atau pemangku kepentingan.
Dengan demikian, pelajaran Ekonomi tidak hanya melahirkan Peserta Didik yang cerdas secara akademik, tetapi juga generasi yang siap menghadapi tantangan hidup dengan pemikiran terbuka, kreatif, dan solutif, seperti tagline madrasah kita “CADAS BERKELAS”. (ipg)