“Pembelajaran Bahasa Jawa di MAN 1 Bantul Terapkan Praktik: Miru Jarik Gagrak Yogyakarta”

Bantul (MAN 1 Bantul) — Pembelajaran Bahasa Jawa di MAN 1 Bantul kembali menghadirkan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Pada Rabu (27/8/2025) siswa kelas XI FD 1 mengikuti kegiatan praktik tata cara pemakaian busana adat Gagrak Yogyakarta, yang merupakan bagian dari materi budaya.

Kegiatan praktik ini dipandu langsung oleh guru mata pelajaran Bahasa Jawa, yang terlebih dahulu menjelaskan secara rinci mengenai busana adat Yogyakarta, kemudian lebih mendalam memahami makna filosofi yang terkandung juga mempelajari bagaimana tata cara pemakaian yang sesuai pakem dalam berbusana adat gagrak Yogyakarta salah satunya yaitu dalam memiru kain jarik dengan benar, mulai dari teknik melipat, melilitkan, hingga mengikat agar nyaman dan rapi dipakai.

“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar siswa tidak hanya mengetahui secara teori, tetapi juga mampu menghargai dan menghidupkan kembali tradisi budaya Jawa melalui praktik langsung,” ungkap Winda Sukma Yulia,S.Pd, guru Bahasa Jawa MAN 1 Bantul.

Salah satu siswa kelas FD1, Fathur, mengungkapkan pengalamannya. “Awalnya saya mengira memiru jarik itu hanya soal melipat kain biasa. Tapi setelah dijelaskan, ternyata setiap lipatan punya makna filosofi tersendiri. Cara melipatnya pun tidak semudah yang dibayangkan, perlu ketelitian dan teknik agar hasilnya rapi dan sesuai pakem adat, ujarnya.

Kepala MAN 1 Bantul, Mafrudah, S.Ag., M.Pd.I, memberikan apresiasi terhadap kegiatan pembelajaran yang mengangkat budaya lokal ini. “Kegiatan semacam ini sejalan dengan semangat kami dalam membentuk siswa yang cerdas secara akademik sekaligus mencintai budaya bangsa sendiri. Lewat praktik seperti ini, siswa jadi lebih dekat dan peduli pada warisan budaya leluhur,” jelas beliau.

Mafrudah juga menegaskan bahwa pembelajaran di MAN 1 Bantul selalu berpijak pada nilai-nilai yang terangkum dalam tagline madrasah, yaitu “CADAS BERKELAS — Cerdas, Agamis, Demokratis, Adaptif, Smart, Berkarakter, Cinta Lingkungan, Anti Diskriminasi.”
Menurutnya, pelestarian budaya lokal adalah bagian penting dari pembentukan karakter yang berakar pada identitas bangsa.

Dengan pendekatan praktik seperti ini, diharapkan siswa MAN 1 Bantul tidak hanya menjadi generasi cerdas, tetapi juga menjadi pribadi yang berbudaya, berkarakter, dan menghargai kearifan lokal sebagai bagian dari identitas mereka. (wnd)