Guru Kimia MAN 1 Bantul Ikuti Studi Lapangan di POLMAN Ceper Klaten

Klaten (MAN 1 Bantul) – Guru kimia MAN 1 Bantul mengikuti studi lapangan di Politeknik Manufaktur (POLMAN) Ceper Klaten yang terletak di Batur, Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia MA Yogyakarta pada Kamis, 18 September 2025.

Pada kesempatan ini guru dapat melihat langsung dan belajar proses pengecoran logam, pengukuran kekuatan logam, pengukuran keuletan logam, dan kandungan unsur pada logam yang dilakukan di laboratorium POLMAN Ceper Klaten. Adapun kelebihan pengecoran logam yaitu kemungkinan desain kompleks, fleksibilitas materi, efisiensi biaya produksi, kekuatan dan daya tahan tinggi, skalabilitas produksi, penghematan waktu dan material, umur produk yang lebih panjang, serta ramah lingkungan.

Dari kegiatan ini diharapkan guru dapat mengembangkan diri dan menerapkan langsung materi kimia anorganik, kimia unsur, penentuan kadar unsur logam pada sampel suatu logam atau paduan logam (alloy). Contohnya baja yang mengandung besi dan karbon untuk konstruksi, atau paduan logam aluminium dengan unsur lain yang digunakan dalam konstruksi pesawat terbang.

Kepala MAN 1 Bantul menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan guru dalam kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi partisipasi guru kimia MAN 1 Bantul dalam kegiatan studi lapangan di POLMAN Ceper Klaten bersama MGMP Kimia MA se-DIY. Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi guru untuk memahami penerapan ilmu kimia, khususnya dalam bidang pengecoran dan analisis logam.

Melalui kesempatan ini, guru tidak hanya memperluas wawasan teoritis, tetapi juga memperoleh pengalaman praktis yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan misi MAN 1 Bantul untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis keterampilan abad 21, di mana peserta didik tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan dunia industri dan teknologi. Kami berharap pengalaman berharga ini dapat ditularkan kepada peserta didik, sehingga mereka lebih termotivasi dalam belajar kimia sekaligus memiliki gambaran nyata tentang aplikasi ilmu kimia di bidang manufaktur dan rekayasa,” ungkapnya.(Oni)