Ironi Bangsa Religius, Tapi Tertinggi Korupsi: Pendidikan Anti Korupsi dan Workshop TKA Pancasila Digelar di Gedung Erlangga

Bantul (MAN 1 Bantul) – Indonesia kerap dikenal sebagai bangsa religius dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan. Namun, fakta masih menempatkan negeri ini pada peringkat tinggi kasus korupsi di dunia. “Indonesia dikenal sebagai negara religius, tetapi masih menempati peringkat tinggi dalam kasus korupsi,” ungkap Nurochmah, M.Pd., dalam pemaparannya tentang Pendidikan Anti Korupsi di Gedung Erlangga, Senin (29/9/2025).

Menurutnya, ironi itu semakin terasa ketika mengingat dua kasus besar yang mencoreng sejarah, yakni kasus PT Timah dan Pertamina, dengan kerugian negara mencapai ratusan triliun rupiah. Padahal, hasil Indeks KPK dan Survei Indeks Pendidikan Nasional 2024 mencatat skor 69,50, yang menunjukkan masih perlunya perbaikan mendasar, terutama dalam aspek karakter, tata kelola, dan ekosistem pendidikan.

Lebih lanjut, Nurochmah menekankan bahwa praktik curang di dunia pendidikan—mulai dari menyontek, plagiarisme, hingga manipulasi nilai—merupakan akar kecil yang jika dibiarkan bisa tumbuh menjadi perilaku korupsi di masa depan. Karena itu, peserta diajak menanamkan sembilan nilai anti korupsi: jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

Usai sesi tersebut, kegiatan berlanjut dengan Workshop Tes Kemampuan Akademik (TKA) Pendidikan Pancasila yang diikuti 120 guru MGMP Pendidikan Pancasila SMA/MA se-DIY. Dua guru MAN 1 Bantul, Agustin Budihayati Putri, S.Pd. dan Etik Rahmawati, S.Pd., turut serta dengan penuh semangat mengusung tagline madrasah “Cadas Berkelas”—Cerdas, Agamis, Disiplin, Aktif, dan Berprestasi, Elegan, Kreatif, Lugas, Empati, Santun.

Dalam workshop, Sigit Pandu Cahyono, S.Pd., M.Pd., memaparkan latar belakang hadirnya TKA, urgensinya, serta dasar hukum penyelenggaraan. Ia juga menguraikan peserta sasaran, jadwal pelaksanaan, hingga kaitannya dengan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Selain itu, peserta mendapatkan pemahaman tentang kisi-kisi, elemen, dan tipe soal TKA yang relevan dengan penguatan Pendidikan Pancasila.

Kepala MAN 1 Bantul, Mafrudah, S.Ag., M.Pd.I., menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Pendidikan anti korupsi harus ditanamkan sejak dini. Workshop TKA ini juga menjadi langkah nyata dalam memperkuat integritas akademik sekaligus menyiapkan generasi muda yang unggul, berkarakter, dan bebas dari budaya koruptif,” tegasnya.

Acara yang berlangsung sehari penuh ini diharapkan mampu menjadi momentum refleksi kondisi bangsa, sekaligus memperkokoh komitmen dunia pendidikan dalam melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berintegritas tinggi. (agoes)