Bantul (MAN 1 Bantul) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris MA Propinsi DIY menyelenggarakan peningkatan kompetensi guru dengan tema “Implementasi Deep Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris” pada hari Selasa (7/10/2025). Kegiatan ini adalah lanjutan dari pertemuan sebelumnya terlaksana atas kerja sama MGMP Bahasa Inggris dengan Universitas Islam Indonesia (UII).
Kegiatan yang berlangsung di MAN 4 Sleman ini diikuti oleh 20 guru Bahasa Inggris. Guru Bahasa Ingris MAN 1 Bantul; Dra. Eny Sofia dan Siti Duriah, S.Pd ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Tujuan kegiatan adalah untuk memperkuat kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran mendalam (deep learning) yang berfokus pada pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan komunikasi siswa.
Dalam sambutan yang disampaikan Kepala MAN 4 Sleman, Drs. Ahmad Arif Makruf, M.A., M.Si dalam pertemuan guru-guru Bahasa Inggris se-DIY di Yogyakarta dengan tema “Kurikulum Berbasis Cinta dan Deep Learning.” Pidato tersebut menekankan pentingnya peran cinta dan ketulusan dalam dunia pendidikan. Kepala madrasah menyambut para guru dengan hangat, mengapresiasi dedikasi mereka, dan dengan humor menyebut mereka sebagai “pahlawan grammar dan vocabulary.” Ia menyoroti bagaimana kurikulum pendidikan terus berubah, namun ada satu “kurikulum” yang tak akan pernah usang — yaitu Kurikulum Berbasis Cinta. Cinta inilah yang mendorong guru untuk bekerja dengan sabar dan penuh pengabdian, bahkan di tengah berbagai tantangan. Ia menjelaskan bahwa deep learning bukan sekadar konsep teknologi, melainkan pembelajaran yang menyentuh hati — berfokus pada mengapa kita belajar, bukan hanya bagaimana seorang guru yang benar-benar “mendalam” adalah mereka yang memahami muridnya secara emosional dan mampu menginspirasi melampaui tujuan akademis.
Pembicara memuji guru-guru Bahasa Inggris sebagai pendidik yang penuh kasih, yang mengajarkan bukan hanya bahasa, tetapi juga kebaikan dan makna. Ia menggambarkan profesi mengajar sebagai tindakan cinta yang tak pernah pensiun, yang terus hidup melalui sopan santun dan kepercayaan diri para murid. Sebagai penutup, ia mengajak para guru untuk belajar bersama dengan sukacita dan tujuan mulia, dipandu oleh cinta — kompas abadi bagi para pendidik sejati — serta mengingatkan bahwa mengajar bukan sekadar profesi, melainkan panggilan suci yang membentuk masa depan dengan ketulusan dan hati yang Ikhlas.
Sementara itu agenda dilanjutkan presentasi materi “Manajemen Kelas dalam Pembelajaran Mendalam” oleh Puji Rahayu S.Pd., M.LS.T dosen Pendidikan Bahasa Inggris UII. Presentasi ini mencakup empat area utama untuk manajemen kelas yang efektif dalam konteks pembelajaran mendalam: mendefinisikan manajemen kelas yang efektif dan pembelajaran mendalam, menciptakan iklim kelas yang positif, mengelola umpan balik, dan seni mengajukan pertanyaan. Konsep Utama Pembelajaran Mendalam (Deep Learning): Ini didefinisikan sebagai pembelajaran yang penuh kesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Peneliti Hattie (2009) menemukan bahwa pemahaman mendalam memiliki dampak jangka panjang yang jauh lebih besar pada hasil belajar siswa daripada hafalan sesaat. Manajemen Kelas yang Efektif: Ini mencakup iklim kelas yang positif, instruksi yang terstruktur, dan kesempatan bagi siswa untuk merespons. Iklim yang positif ditandai dengan interaksi yang hangat dan saling menghormati antara siswa dan teman sebaya, serta antara siswa dan guru mereka.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata kepada guru-guru Bahasa Inggris tingkat Madrasah Aliyah di lingkungan Kementrian Agama Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam penerapan deep learning pada pembelajaran Bahasa Inggris. Kami berharap kegiatan ini dapat membawa dampak positif bagi pembelajaran Bahasa Inggris di kelas..
Kepala MAN 1 Bantul, Mafrudah, S.Ag., M.Pd.I., mengapresiasi keikutsertaan guru Bahasa Inggris dalam kegiatan MGMP tersebut. “Saya berharap pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan MGMP ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dan menciptakan karakter siswa yang “ CADAS BERKELAS” (Cerdas, Agamis, Demokratis, Adaptif, Smart, Berkarakter, Cinta Lingkungan, Anti Diskriminasi) sehingga tercipta pembelajaran Bahasa Inggris yang bermakna, berkesadaran dan menyenangkan .” ungkap Mafrudah, S.Ag., MPd.I. (Sof)