Bantul (MAN 1 Bantul) — Dua guru Bimbingan dan Konseling (BK) MAN 1 Bantul, Tri Yuliasih, S. Pd. dan Candra Ade Pertiwi, S. Kom. I., mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) MA DIY yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Rabu (29/10/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh para guru BK MA se-Daerah Istimewa Yogyakarta ini menghadirkan seminar inspiratif bertema “Peningkatan Keterampilan Guru BK dalam Menghadapi Permasalahan Generasi Z”. Narasumber utama, Prof. Dr. Dodi Haryanto, S. Pd., M. Pd., memaparkan pentingnya menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan guru dalam menjalankan tugasnya.
Beliau menegaskan bahwa “Guru yang bahagia akan mampu menciptakan siswa yang bahagia.” Dalam paparannya, Prof. Dodi juga menyoroti beratnya tanggung jawab guru, dengan mengutip pernyataan Dr. Tina Boogren, “Teachers make more minute-by-minute decisions than brain surgeons.” . Ungkapan ini juga menggambarkan betapa guru harus mengambil begitu banyak keputusan penting setiap menitnya, sehingga profesi guru menuntut fokus, ketenangan, dan kestabilan emosi yang tinggi.

Sebagai bentuk self-care, Prof. Dodi mengajak peserta untuk mengenal dan mempraktikkan dua teknik relaksasi sederhana, yaitu box breathing (latihan pernapasan empat langkah) dan journaling (menulis refleksi diri). Kedua teknik ini membantu guru menenangkan pikiran, menurunkan stres, serta melatih kesadaran diri. Seluruh peserta termasuk guru BK MAN 1 Bantul tampak antusias mengikuti sesi praktik relaksasi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Failasufah, M. Pd. I., selaku Ketua MGBK MA DIY, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi wadah peningkatan kompetensi, kolaborasi, dan kesejahteraan guru BK. “Semoga kegiatan ini bermanfaat dan memperkuat sinergi antar guru BK madrasah di DIY,” ujarnya.
Salah satu guru BK MAN 1 Bantul, Candra Ade Pertiwi, juga berperan aktif sebagai notulis kegiatan, menunjukkan dedikasi dan kontribusi guru MAN 1 Bantul dalam kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) MA DIY.
Usai kegiatan, Tri Yuliasih menyampaikan kesannya bahwa kegiatan ini menjadi momen berharga untuk refleksi diri bagi para guru BK. “Kami sering fokus membantu siswa, tapi lupa menjaga diri sendiri. Lewat relaksasi dan journaling, saya belajar bahwa keseimbangan diri sangat penting agar bisa mendampingi siswa dengan hati yang tenang,” ujarnya.
Sementara itu, Candra Ade Pertiwi menambahkan bahwa praktik relaksasi dan journaling sangat relevan untuk diterapkan di madrasah. “Kami berencana menyisipkan relaksasi dan sesi journaling setelah 15 menit sesi berlangsung dalam layanan konseling kepada siswa, agar mereka bisa menuliskan perasaan, refleksi diri, dan hal-hal yang disyukuri. Ini sederhana, tapi sangat membantu mengelola stres dan emosi,” ungkapnya.
Kepala MAN 1 Bantul, Mafrudah, S. Pd., M. Pd., memberikan apresiasi atas partisipasi kedua guru tersebut. “Kami bangga guru BK MAN 1 Bantul terus belajar, berjejaring, dan mengembangkan diri. Hal ini selaras dengan semangat Cadas Berkelas (Cerdas, Agamis, Demokratis, Adaptif, Smart; Berkarakter, Cinta Lingkungan, Anti Diskriminasi). Guru yang bahagia akan menularkan energi positif kepada siswa dan lingkungan madrasah,” ungkapnya.
Melalui keikutsertaan ini, guru BK MAN 1 Bantul tidak hanya memperkuat kompetensi diri, tetapi juga berkomitmen menghadirkan layanan konseling yang menenangkan, reflektif, dan bermakna bagi siswa. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, guru BK MAN 1 Bantul berencana menyisipkan teknik relaksasi dan journaling layanan konseling kepada siswa. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu siswa mengenali emosi, mengelola stres, dan menumbuhkan rasa syukur serta kebahagiaan dalam belajar.
Melalui kegiatan ini, guru BK MAN 1 Bantul tidak hanya memperkuat kompetensi diri, tetapi juga berkomitmen menghadirkan layanan konseling yang inovatif dan menenangkan bagi siswa—selaras dengan semangat Cadas Berkelas. (ad)

