Bantul (MAN 1 Bantul) – Pengalihan pembelajaran daring tidak menyurutkan semangat murid kelas XI.FD1 MAN 1 Bantul dalam mendalami ilmu tafsir Al-Qur’an pada Senin (2/9/2025). Dalam pembelajaran bertajuk “Munasabah Ayat Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari”, para murid diajak untuk menggabungkan pemahaman ilmu tafsir dengan kreativitas digital.
Melalui tugas membuat konten edukatif dengan aplikasi desain seperti Canva ataupun alat editing lainnya, para murid diminta mengangkat tema tertentu, seperti tema motivasi hidup, IPTEK, kepemimpinan yang kemudian dikaitkan dengan ayat Al-Qur’an yang relevan. Tak hanya menampilkan kutipan ayat, setiap konten juga menyisipkan pesan moral yang mengajak masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Yang menarik, seluruh karya murid diposting di akun Instagram masing-masing dengan harapan dapat membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat digital, terutama generasi muda yang aktif bermedia sosial.
“Lewat tugas ini, kami ingin menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya dibaca, tapi juga bisa menjadi inspirasi positif dalam dunia digital yang kita jalani di tengah banyak isu krisis demokrasi di media sosial,” ujar guru Ilmu Tafsir
Selain itu, Ilmu Tafsir bertujuan menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an dengan cara yang relevan dan kreatif, serta menjadikan murid sebagai agen penyebar nilai-nilai Qur’ani di era modern.
Kepala Madrasah, Mafrudah, S.Ag., M.Pd.I. menyampaikan apresiasi atas kreativitas Kelas FD1 yang berhasil menghadirkan Al-Qur’an dalam dunia digital melalui proyek Instagram. Inisiatif ini selaras dengan tagline “Cadas Berkelas” karena mencerminkan kecerdasan dalam teknologi, semangat agamis, kerja sama demokratis, sikap adaptif terhadap perkembangan zaman, serta kemampuan smart dalam berkarya. Karya ini juga menunjukkan karakter yang kuat, kepedulian lingkungan melalui media digital, dan semangat anti diskriminasi yang inklusif.
Tugas ini juga menjadi bentuk pengecekan pembelajaran daring yang tidak hanya menilai pemahaman teori, tetapi juga kemampuan menerjemahkan nilai-nilai ilahiah ke dalam media kekinian yang mudah dicerna publik.
Langkah kecil ini diharapkan menjadi awal dari gerakan dakwah digital yang lebih luas, di mana Al-Qur’an bisa hadir di layar setiap orang bukan hanya sebagai bacaan, tetapi juga sebagai pedoman hidup. (Zid)